Ayam Ingkung, Hidangan Jadul Andalan di Waroeng Pohon Yogyakarta

 

Masyarakat  di Pulau Jawa pasti mengenal olahan ayam utuh yang dikenal dengan sebutan “ingkung”.  Ingkung kerap hadir dalam bermacam acara terutama di pedesaan. Biasanya disertai dengan nasi tumpeng, yakni nasi berbentuk gunung , ditata dalam tampah (wadah piring besar terbuat dari anyaman bambu), dan dikelilingi hiasan beraneka lauk pauk. Olahan ayam ingkung dibuat dari ayam kampung yang dimasak dalam bumbu rempah-rempah dan santan yang “mlekoh”.  Tiada kata yang bisa mewakili istimewanya  bumbu santan kental gurih berminyak yang melumuri daging ayam selain mlekoh. Istilah yang diambil dari almarhum idola saya Prof. Umar Kayam,  yang kerap beliau gunakan pada artikelnya di Harian Kedaulatan Rakyat bertahun-tahun lampau. Mlekoh sendiri menggambarkan tekstur  areh (santan kental)  pada “penggeng eyem” atau ayam panggang legendaris yang kerap lewat di seputaran Bulak Sumur, Yogyakarta. 

Baca juga : Menyelusur Sejarah Panjang Gudeg, Ikon Kuliner Yogyakarta


Hmm…kembali ke Ingkung., yuk!  Ayam Ingkung memiliki  filosofi yang tinggi dalam budaya Jawa. Tumpeng dan  ayam ingkung hadir dalam tradisi masyarakat Jawa.  Kenapa ayam? Ayam adalah bentuk doa  agar manusia memilih yang baik dan meninggalkan yang buruk. Karena ayam adalah hewan yang pemilih. Jika diberi makanan, mereka melahap yang baik-baik saja dan menyisakan yang buruk. Selain itu ayam adalah wujud kenikmatan di dunia yang didapatkan dari Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karenanya, dalam tumpeng disajikan ayam terbaik, masih utuh, dan dihias sebagus mungkin. Ayam utuh dalam ingkung sengaja dibuat sedemikian rupa, seperti  telungkup bersujud,  karena merupakan perwujudan sikap “manengkung” yaitu memanjatkan doa dengan  sepenuh hati kepada Tuhan (disarikan dari Nutrisipangan Wordpress, menurut Sheiliya dalam Jurnal Pergeseran Nilai-nilai Religius Kenduri dalam Tradisi Jawa oleh Masyarakat Perkotaan)


                          menu sarang ingkung yang kami pesan, lezat bangettt....(foto : koleksi pribadi)

 

Di Yogyakarta, selain terkenal dengan kuliner gudeg, hidangan ingkung pun kini menjadi sajian di restoran dan rumah makan. Jika semula ingkung dan tumpeng hanya hadir saat acara “selamatan” atau ubo rampe sajian dalam ritual adat,  kini sewaktu-waktu bisa dinikmati. Bahkan di wilayah Bantul, Yogyakarta ada suatu wilayah yang menjadi pusat  kuliner ayam ingkung. Bahkan menjadi ikon kabupaten Bantul dengan sebutan Kampung Ingkung.  Tepatnya di  daerah Pajangan Bantul. Di sana terdapat warung Ingkung Joglo, Warung Ndeso, Ingkung Kuali,  dan banyak lainnya. Kampung Ingkung cocok dikunjungi sebagai rangkaian setelah berwisata ke Gua Selarong, di daerah Guwosari Pajangan Bantul.

Baca juga : Serunya Wisata Sejarah di Gua Selarong




nasi gurih dalam sarang daun kelapa untuk mempermanis dan menambah kelezatan 
(foto : koleksi pribadi)


               Bulan Januari 2021 yang lalu, saya sekeluarga berkesempatan menikmati hidangan ayam ingkung. Bukan di kampung Ingkung melainkan di daerah Jalan Parangtritis. Tepatnya di Jalan Parangtritis km 6, Sewon, Bantul. Berdekatan dengan kampus Institut Seni Indonesia (ISI Yogyakarta). Nama tempatnya adalah Waroeng Pohon. Tempat ini kami pilih karena sejalur dengan arah pulang setelah staycation semalam di Pantai Parangtritis.


                Bagi orang dewasa, apalagi yang tinggal di desa, hidangan ingkung mungkin sudah terbiasa dinikmati, karena upacara-upacara adat kerap menggunakan ingkung. Namun ingkung masih asing bagi anak-anak kami. Oleh karenanya, sengaja kami pesan menu “sarang ingkung”, untuk nostalgia, sekaligus mengenalkan makanan daerah yang bersejarah kepada anak-anak.

                    Ingkung bisa juga dinikmati perpotong jika dirasa menu utuh terlalu besar/banyak 
                                                     (foto : waroengpohon.com)


Di luar dugaan, bahkan keponakan saya yang masih tiga tahun, bisa menikmati ingkung dengan lahapnya. Sarang Ingkung yang kami pesan terdiri dari nasi gurih yang diletakkan dalam anyaman daun kelapa, ayam ingkung utuh, 3 macam sambal, lalapan, dan semangkuk areh atau kuah ingkung. Seporsi Sarang Ingkung cukup untuk 4 orang. Kami memesan 3 porsi sarang ingkung karena rombongan keluarga besar.  Memang, ingkung ini paling cocok dinikmati beramai-ramai.  Sambil rebutan mencuil dagingnya, tambah seru!


   menikmati ingkung di waroeng pohon serunya beramai-ramai dengan keluarga (foto : koleksi pribadi)


Selain Sarang Ingkung nya yang lezat, Waroeng Pohon juga menyajikan hidangan lainnya yaitu ingkung potongan, pecel lele, pecel ayam, sop ayam dan sop daging, aneka hidangan ikan, juga ada nasi goreng dan mie goreng. Untuk minumannya pun bervariasi mulai dari minuman tradisional seperti wedang jahe atau wedang uwuh, hingga ke minuman kekinian seperti milkshake dan aneka float. Sajian lezat ini sekaligus dilengkapi dengan kenyamanan suasana restoran. Waoreng Pohon memang didesain menyatu dengan alam, dengan banyak susunan batu-batu gamping putih yang unik dan pepohonan rindang di sekeliling. Seolah bersantap di kebun belakang rumah.

    suasana outdoor Waroeng Pohon, asri banget ya! (foto : waroengpohon.com)

                Selama masa PSBB ini, Waroeng Pohon beroperasi pada pukul 10.00 hingga 19.00. Semoga pandemi ini segera berlalu, dan  kita bisa bebas jalan-jalan ke mana pun, termasuk mampir ke Waroeng Pohon untuk makan Ayam Ingkung bersama keluarga.


Baca juga : Wedang Tahu Pasar Kranggan, Jajanan Jadul yang Bikin Kangen


Tulisan ini diikutsertakan dalam 30 Days writing challenge Sahabat Hosting

 

4 komentar on "Ayam Ingkung, Hidangan Jadul Andalan di Waroeng Pohon Yogyakarta"
  1. Ayamnya menggoda, jadi laper. Kangen jogja dan makanan tradisionalnya, yang selali enyakkkkk.

    BalasHapus
  2. Mbak, tempatnya asyik ya Waroeng Pohon ini
    Dan itu ingkungnya jadi bikin ingat menu selametan di kampungku di Kediri. Ibuk pinter masak ubarampe kenduri begini. Ya ampun aku terakhir makan kapan ya..hiks
    Enak bener ini, Mbak. Laper lihatnya

    BalasHapus
  3. Tadinya saya pikir Sarang Ingkung itu adalah salah satu lauk seperti ayam goreng atau apa gitu, ternyata itu adalah satu porsi menu yang cukup lengkap ya?

    BalasHapus
  4. Kayaknya enak nih, belum pernah nyicip ayam ingkung Yogya...kapan-kapan kalau ke Yogya nyicip ahh...

    BalasHapus

Terimakasih sudah berkunjung, semoga bermanfaat

EMOTICON
Klik the button below to show emoticons and the its code
Hide Emoticon
Show Emoticon
:D
 
:)
 
:h
 
:a
 
:e
 
:f
 
:p
 
:v
 
:i
 
:j
 
:k
 
:(
 
:c
 
:n
 
:z
 
:g
 
:q
 
:r
 
:s
:t
 
:o
 
:x
 
:w
 
:m
 
:y
 
:b
 
:1
 
:2
 
:3
 
:4
 
:5
:6
 
:7
 
:8
 
:9