Kota Yogyakarta memiliki berbagai tempatwisata yang indah dan mengesankan,
demikian pula dengan aneka makanan yang dijajakan. Banyak pendatang di
kota Yogya membua ragam makanan di kota ini sangat bervariasi mulai dari makanan asliYogya hingga hasil perpaduan budaya
yang berbeda.
Wedang tahu adalah salah satunya. Dikutip dari goodnewsfromindonesia.id,
wedang tahu konon pertama kali masuk ke Indonesia pada akhir abad ke -19.
Minuman yang berasal dari etnis Tionghoa ini populer di Semarang, namun di
Yogya juga menjadi minuman legendaris yang banyak dicari. Hasil akulturasi
budaya menyebabkan wedang tahu memiliki rasa yang berbeda dari aslinya. Pertama
kali wedang tahu diperkenalkan dengan citarasa gurih lebih dominan karena berisi kembang tahu dan kuah jahe yang
diberi tambahan bahan lain seperti udang rebon, kecap asin, daun bawang dan
ketumbar. Pelengkapnya sejenis cakwe atau mantou. Sekilas lebih mirip sup tahu. Wedang tahu di Yogya dikenal memiliki cita rasa manis, agak mirip wedang
ronde namun kuahnya lebih pekat dan rasa jahe nya sangat kuat.
Salah satu penjual wedang tahu yang terkenal di Yogya adalah Ibu Suradi.
Beliau berjualan di utara Pasar Kranggan sejak 11 tahun yang lalu. Maka tak
heran bila banyak pelanggannya adalah mahasiswa mahasiswi yang dulu kerap jajan
di sana dan kini datang membawa serta putra putri mereka.
Ibu Suradi berjualan dibantu oleh putranya. Lapaknya hanya minimalis
saja, sebuah gerobak dan beberapa kursi plastik. Pembeli biasa duduk sambil
lesehan di tikar-tikar kecil yang digelar di trotoar. Jam buka pukul 6.30
hingga pukul 11 siang dan biasanya sudah tutup sebelum pukul 11 karena
larisnya.
Ibu Suradi sedang melayani pembeli wedang tahu (dok.pribadi)
Bagi pembeli yang menginginkan wedang tahunya dibungkus, jangan kuatir,
karena Ibu Suradi telah menyediakan gelas-gelas plastik yang praktis. Kuahnya dibungkus terpisah agar aman. Namun untuk pembelian
jumlah banyak, sebaiknya minta diberi ekstra plastik pergelas agar tidak
tumpah. Wedang tahu ini terbuat dari bahan alami tanpa pengawet jadi tidak tahan lama dan harus segera dikonsumsi di sore
harinya. Agar awet hingga malam harus dimasukkan ke dalam kulkas.
Wedang tahu berkembang di daerah lain dengan banyak nama. Di Solo
dikenal dengan nama Tahoek, di Surabaya disebut Tahuwa. Masyarakat Singkawang
Kalimantan Barat menamakannya Bubur Tahu sedangkan di Palembang dan Bangka
Belitung menyebutnya Kembang Tahu (goodnewsfromindonesia.id)
Umumnya dibuat dari sari kedelai yang dicampur dengan agar-agar putih
sehingga warna dan teksturnya mirip tahu sutra. Rasanya lembut dan ringan cocok
sekali dikombinasikan dengan kuah jahe yang pekat, manis dan hangat. Nyaman di
perut,nyaman di tenggorokan.
Nah, jika penasaran ingin minum wedang tahu, silahkan mampir ya.
Lokasinya di utara pasar Kranggan, Cokrodiningratan, Jetis, Yogyakarta.
Namun bagi mereka yang belum berkesempatan datang ke Yogya, bisa juga
lho bikin wedang tahu sendiri. Caranya tidak begitu sulit. Bahannya pun mudah
didapat. Berikut resep sederhana membuat Wedang Tahu :
Bahan Tahu
·
1 liter
susu kedelai
·
100 gram
gula pasir (sesuai selera)
·
1 bungkus
agar-agar bubuk (4gram) warna putih, tanpa rasa,dicairkan dengan 50 ml air
·
Garam
secukupnya
Bahan Kuah Jahe
·
1 liter
air
·
250 gram
gula jawa
·
150 gram
jahe
·
3 lembar
daun pandan
·
3 lembar
daun jeruk
·
5 cm kayu
manis
·
3 butir
cengkeh
·
Garam
halus secukupnya (seujung sendok teh)
Cara Membuat
1.
Rebus susu
kedelai dengan api kecil hingga mendidih, sesekali diaduk agar tidak meluap.
Tambahkan agar-agar, gula, dan garam, aduk lagi hingga mendidih. Kemudian
diamkan hingga membeku
2. Rebus semua bahan kuah jahe dengan api kecil hingga mendidih, biarkan mendidih beberapa saat agar jahe dan bahan-bahan lain benar-benar larut dan berbau harum khas jahe. Saat akan menyajikan saringlah terlebih dahulu agar kuahnya bersih dan bening.
Sa Sajikan tahu dalam mangkok kemudian tuangkan kuah jahe perlahan-lahan ke dalam mangkok. Wedang Tahu yang hangat, nikmat dan menyehatkan telah siap dinikmati
Nah, selamat mencoba!
belum pernah cobain wedang tahu, ini mirip kaya bubur sumsum gitu gak sih mba? wedang tahu ini anget-anget gitu ya karena pakai jahe. jadi penasaran sama rasanya.
BalasHapusbener..mirip2 sama bubur sumsum lembut nya. Rasanya dominan manis pedas seperti wedang ronde/wedang jahe. Tapi ada aroma tahu nya samar2. Klo saran teman saya penyuka wedang tahu, buang air di tahunya agar tidak terlalu beraroma.
HapusSaya dulu kuliah di Yogya mbak, daerah pasar kranggan dekat tempat kos ku dulu, wah jadi penasaran nih nostalgia ke sana, sekalian mencoba wedang tahu ini ya. Saya belum pernah merasakan, jadi penasaran nih rasanya kayak apa. Ada jahenya juga ya. Makasih resepnya mbak, kapan2 pengin nyobain.
BalasHapussama seperti saya nih, kuliah n tinggal di Yogya tapi baru ngerasain wedang tahu pasar kranggan di tahun 2020..hehehee
Hapusaku baru sekali doang nyobain kembang tahu ini dan ternyata nggak terlalu sukak hehehehe. emang rasanya lembut banget, kuah jahenya juga nagih, tapi ntah napa aku gak terlalu klik sama rasa tahunya yang jadi manis gitu. kalau tahu sukanya digoreng garing trus dicocolin sambel kecap aja wkwkwkwk
BalasHapustak bisikin mbak : aku juga lebih suka tahu isi...hehehee..Tapi wedang tahu ini aku juga suka, apalagi kemarin pas lagi nggak enak badan. Rasa hangat jahenya awet di perut
HapusAku bayangin wedang tahu sampe ngiler kaka...pernah makan atau enggak ya, mungkin pernah tapi sudah lama...di Jakarta dijualnya susu kedelai, tahuwa pernah baca gitu PKL di Bogor malah lihatnya. Kalau hujan-hujan makan ini anget pasti ya Mbak Novi...duh enakeee
BalasHapusWedang tahu ini kalau di Jakarta kayaknya ada, apa mungkin kayak kembang tahu ya? Karena bahannya kok mirip. Ini enak kalau musim hujan. Disruput anget-anget.
BalasHapusKembang tahuuu. aku suka...
BalasHapus