SERI SEJARAH MAKANAN :
RENDANG, MAKANAN ASLI
INDONESIA YANG DISUKAI DUNIA
Siapa yang tak kenal
rendang? Makanan khas Padang berbahan dasar daging yang dimasak dengan
aneka ragam rempah sehingga menghasilkan rasa yang “kaya”. Rendang sangat familier bagi masyarakat Indonesia
seiring dengan menjamurnya rumah makan Padang. Kelezatannya telah terbukti
dengan dinobatkannya rendang menjadi Hidangan Peringkat Pertama pada World’s 50
most Delicious Foods (50 Hidangan Terlezat di Dunia) versi CNN International
pada tahun 2017.
Untuk informasi,
kuliner terbaik versi CNN ini ditentukan dari hasil voting dari 35 ribu orang
di dunia yang mengikuti voting melalui akun Facebook CNN.
Dikutip dari Wikipedia,
asal usul rendang ditelusuri berasal dari Sumatera khususnya daerah Minangkabau. Bagi masyarakat Minang, rendang
telah menjadi makanan tradisi yang dihidangkan dalam berbagai upacara adat
maupun keseharian.
Sejarawan Universitas Andalas, Prof. Dr. Gusti
Asnan menduga, rendang telah menjadi masakan yang tersebar luas sejak
orang Minang mulai merantau dan berlayar ke Malaka untuk berdagang
pada awal abad ke-16. Rendang
dibawa sebagai bekal dalam pelayaran mereka karena makanan ini bisa tahan
berhari-hari.
Masyarakat Minangkabau Sumatera Barat memiliki budaya turun temurun yaitu merantau. Bahkan merantau menjadi wajib terutama bagi kaum pria yang belum menikah agar bisa dianggap sebagai orang yang mandiri dan dewasa.
Pepatah Minang mengatakan “Karatau tumbuah dihulu, babuah
babungo alun, marantau bujang dahulu, dirumah baguno alun”. Pepatah ini berarti
bahwa anak laki-laki yang belum menikah tidak mempunyai peranan atau posisi
dalam adat dan belum bisa menentukan keputusan dalam keluarga. Hal ini
dikarenakan anak dianggap belum memiliki pengalaman. Oleh sebab itu, si anak
harus mencari pengalaman dengan cara pergi merantau.
Dalam perantauan, masyarakat Minang yang memang gemar
berdagang banyak membuka rumah makan dengan sajian khas masakan daerahnya.
Salah satunya yang menjadi favorit adalah rendang. Karena hal inilah maka
rendang bisa dikenal luas di seluruh penjuru Indonesia, bahkan dunia.
Sebagaimana masakan asli Indonesia, rendang memiliki filosofi
tersendiri. Dikutip dari artikel
“Rendang: The Treasure of Minangkabau” karya Muthia Nurmufid dan kawan-kawan
yang terhimpun dalam Journal of Ethnic Foods (Desember 2017), istilah “rendang”
berasal dari kata “marandang” yang bermakna “secara lambat”. Makna tersebut
merujuk pada lamanya waktu memasak rendang untuk menghasilkan tekstur daging
yang kering dan aroma rempah yang kuat dengan warna cokelat gelap serta
bercitarasa maksimal. Jadi, sebenarnya rendang adalah suatu teknik memasak,
bukan nama makanan.
Rendang juga mengandung makna simbolik dari 4 bahan pokoknya
yang melambangkan keutuhan masyarakat Minang. Dagiang (daging) merupakan niniak
mamak (para pemimpin suku adat), karambia (kelapa) melambangkan cadiak pandai
(kaum Intelektual), lado (cabai) sebagai simbol alim-ulama, dan pemasak (bumbu)
menggambarkan keseluruhan masyarakat Minangkabau. dikutip dari buku
Randang Bundo (2019) karya Wynda Dwi Amalia
Bahan dasar rendang bisa memakai daging sapi, kambing, kerbau
dan daging ayam. Ada yang mencampurkan tempe, tahu, telur, juga kentang ukuran
kecil, disebut kentang randang.
Bumbu wajib dalam pembuatan rendang adalah
bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas, cabai merah, daun kunyit dan daun
jeruk purut. Tetapi dalam prakteknya, orang Minang memberi tambahan rempah
lain. Penambahan bumbu atau rempah lain ini tergantung daerah dan kebiasaan.
Masing-masing wilayah memiliki ragam tambahan rempah sendiri. Karenanya ada
perbedaan dalam resep rendang asli Payakumbuh, Padang Pariaman, Batusangkar,
Bukittinggi dan lain-lain
Perbedaan penambahan rempah ini misalnya ada
yang memakai kunyit ada pula yang tidak. Ada daerah yang menambahkan ketumbar.
Rendang yang dimasak orang Jawa, biasanya ditambahkan sedikit gula.
Nah….jadi pengen masak rendang kan?
Berikut bahan dan bumbu-bumbu rendang secara umum :
Bahan:
·
1 kg daging sapi gandik
atau paha, potong sesuai selera
·
2 buah serai, geprek
·
1 lembar daun kunyit
·
1 buah asam kandis /
ganti dengan 1 sdt asam jawa
·
5 helai daun jeruk purut
·
2 liter santan kental
(dari 3 butir kelapa)
·
1.5 sdt garam atau
secukupnya
Bumbu Halus:
·
250 gr cabe merah
·
10 buah/100 gr bawang
merah
·
5 siung/15 gr bawang
putih
·
25 gr lengkuas segar,
kupas
·
25 gr jahe, kupas
Proses memasaknya bisa bervariasi. Ada rendang
yang sedikit berkuah kental, biasa disebut “kalio”. Ada pula rendang yang
dibuat kering tanpa kuah sehingga bisa tahan berbulan-bulan. Pun juga ada yang
menambahkan parutan kelapa sangrai sesaat saat kuah hampir menyusut. Ini
menghasilkan rendang yang lebih gurih, agak kehitaman dan sisa bumbu yang
meresap pada kelapa parutnya bisa jadi cocolan yang sangat enak dicampur nasi
putih hangat.
Untuk menghasilkan rendang yang kering, dibutuhkan waktu sekitar 4 jam dengan api kecil agar kuah benar-benar menyusut dan bumbu meresap sempurna dalam daging.
Wah, enak ini Mbak. Salah satu makanan favorit kalau lagi jajan di warung nasi padang.
BalasHapusYeyay..ada resep rendang, bisa nih dicoba nanti.
BalasHapusOh ya memang benar ya, memasak rendang dibutuhkan unsur kesabaran, kebijaksanaan dan ketekunan untuk menghasilkan hidangan bercita rasa tinggi. Bikinnya lamaaa butuk kesabaran warbiayasaa...duh jadi pengin rendang saya:)
Oh, tidak! membaca postingan ini membuat perutku riuh berkerucuk di pukul dua dini hari, hahahaha! Tanggung jawab, dong! Wkwkwk ...
BalasHapusAku setuju bahwa rendang adalah salah satu masakan terenak di dunia. Duh, kalau bicara masakan khas Indonesia tuh susah milihnya mana yang paling enak. Semuanya enak. Makanya kalau tinggal di luar negeri, aku pasti bakal rindu serindu-rindunya sama masakan Indonesia termasuk rendang ini.
Doooh auto ngeces ini liat rendang. Juara banget deh, favorit keluarga. Gak heran kalau dinobatkan sebagai World’s most Delicious Foods. Semua orang yang pernah mencicipi rendang pasti dukung.
BalasHapusTapi sampe sekarang belum pernah nyoba masak sendiri, lebih suka beli di warung nasi padang :p
setuju banget nih, apalagi rendang buatan ibu saya hehe. the best of the best. kadang makan bisa 4 kali sehari kalo ibu buat rendang. saya masih belum berani bikin rendang, takut gagal hehe.
BalasHapusAsli deh. Baca ini aku jadi tahu mengenai asal usul dan tetek bengek mengenai rendang ini. Oh ternyata begitu ya. Btw aku suka rendang tapi belum pernah nyoba masak sendiri sih. Selalu beli atau saudara yang masakin
BalasHapusSaya jadi suka Rendang gara-gara dulu pernah merantau dan berteman dengan beberapa orang Padang. Kebetulan mereka pandai juga memasak Rendang. Biasanya ditambah dengan kentang kecil yang tanpa dikupas kulitnya itu lho. Hmm yummy....
BalasHapusWah rendang termasuk pilihan makanan keluarga kami yang di Pekanbaru, meskipun masaknya ala ala orang Jawa dan Aceh, kebetulan asisten orang Aceh .tapi cukuplah meski agak beda dengan Rendang nya asli Minang.
BalasHapusNggak nyangka aja sih, ada cerita sejarah dalam makanan rendang. Padahal yuni mah doyan banget sama rendang ini. Hehehe
BalasHapusWalau orang Jawa tapi aku suka banget sama rendang
BalasHapusrendang tuh makanan yang butuh kesabaran membuatnya, enak dimakannya dan tentunya bergizi.
BalasHapus